Senin, 22 Juli 2013

Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara


Zat-zat Pencemar dan Pencemaran Udara

Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat tersebut, baik yang diperoleh secara alami dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, maupun yang diperoleh dari kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara dan dengan sendirinya akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Gas-gas CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair yang dapat mencemari udara secara alami ini disebut bahan pencemar udara alami, sedangkan yang dihasilkan karena kegiatan manusia disebut bahan pencemar buatan.
Untuk kepentingan kesejahteraan makhluk hidup di alam semesta ini telah terjadi sistem keseimbangan dinamik melalui berbagai macam siklus yang telah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.
Gambar 1 Siklus nitrogen
Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1984, Jonathan Turk & Amos Turk, hal. 52
Bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara, terjadi secara alami, sehingga dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan dengan demikian dapat mengganggu kesejahteraan manusia dan lingkungannya.
Gambar 2 Siklus karbon
Sumber: “Environmental Science”, third edition, 1983, hal. 50
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
  1. Gas karbon monoksida, CO
  2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
  3. Gas hidrokarbon, CH
  4. Gas belerang oksida, SOx
  5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).
a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih -192º C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
  • Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa­ senyawa karbon lainnya:
2 C + O 2 ? 2 CO
  • Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:
CO2 + C ? 2 CO
  • Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 ? 2 CO + O 2
  • Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Gas-gas Nitrogen oksida yang ada di udara adalah Nitrogen monoksida NO, dan Nitrogen dioksida NO2 termasuk bahan pencemar udara. Gas Nitrogen monoksida tidak berwarna, tidak berbau, tetapi gas nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam dan menyebabkan orang menjadi lemas. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas NO dan NO2 antara lain:
(1210 – 1765)ºC
2 N + O2  ? 2 NO
2 NO + O2 ? 2 NO
c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh­tumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:
2 (CH2O)n ? CO2 + CH4
d. Gas-gas belerang oksida SOx
Gas belerang dioksida SO2 tidak berwarna, dan berbau sangat tajam. Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawa­senyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 ? SO2
2 SO2 + O 2 ? 2 SO3
e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.
 sumber :  http://www.chem-is-try.org/

Read More ->>

Sabtu, 20 Juli 2013

Kromatografi Gas

Kromatografi Gas


Kromatografi gas adalah cara pemisahan kromatografi menggunakan gas sebagai fasa penggerak. Zat yang dipisahkan dilewatkan dalam kolom yang diisi dengan fasa tidak bergerak yang terdiri dari bahan terbagi halus yang cocok. Gas pembawa mengalir melalui kolom dengan kecepatan tetap, memisahkan zat dalam gas atau cairan, atau dalam bentuk padat pada keadaan normal. Cara ini digunakan untuk percobaan identifikasi dan kemurnian, atau untuk penetapan kadar.
Kromatografi Gas ( GC) merupakan jenis kromatografi yang digunakan dalam kimia organik untuk pemisahan dan analisis. GC dapat digunakan untuk menguji kemurnian dari bahan tertentu, atau memisahkan berbagai komponen dari campuran. Dalam beberapa situasi, GC dapat membantu dalam mengidentifikasi sebuah kompleks.
Dalam kromatografi gas, fase yang bergerak (atau “mobile phase”) adalah sebuah operator gas, yang biasanya gas murni seperti helium atau yang tidak reactive seperti gas nitrogen. Stationary atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis lapisan cair atau polimer yang mendukung gas murni, di dalam bagian darisistem pipa-pipa kaca atau logam yang disebut kolom. Instrumen yang digunakan untuk melakukan kromatografi gas disebut gas chromatograph (atau “aerograph”, ”gas pemisah”).
Kromatografi gas yang pada prinsipnya sama dengan kromatografi kolom (serta yang lainnya bentuk kromatografi, seperti HPLC, TLC), tapi memiliki beberapa perbedaan penting. Pertama, proses memisahkan compounds dalam campuran dilakukan antara stationary fase cair dan gas fase bergerak, sedangkan pada kromatografi kolom yang seimbang adalah tahap yang solid dan bergerak adalah fase cair. (Jadi, nama lengkap prosedur adalah “kromatografi gas-cair”, merujuk ke ponsel dan stationary tahapan,masing-masing.) Kedua, melalui kolom yang lolos tahap gas terletak di sebuah oven dimana temperatur gas yang dapat dikontrol, sedangkan kromatografi kolom (biasanya) tidak memiliki kontrol seperti suhu. Ketiga, konsentrasi yang majemuk dalam fase gas adalah hanya salah satu fungsi dari tekanan uap dari gas.
Kromatografi gas juga mirip dengan pecahan penyulingan, karena kedua proses memisahkan komponen dari campuran terutama berdasarkan titik didih (atau tekanan uap) perbedaan. Namun, pecahan penyulingan biasanya digunakan untuk memisahkan komponen campuran pada skala besar, sedangkan GC dapat digunakan pada skala yang lebih kecil (yakni microscale).
Umumnya terdiri dari pencadang gas pembawa (injector), tempat penyuntikan zat, kolom terletak dalam thermostat, alat pendeteksi (detector) dan alat pencatat (rekorder) yang ditampilkan pada komputer. Susunan alat tersebut dapat dibuat seperti skema berikut:
  • Cara Pengoperasian Gas Chromatography
Sesudah alat-alat disiapkan, kolom, alat pendeteksi, suhu dan aliran gas pembawa diatur hingga kondisi seperti yang tertera pada masing-masing monografi, suntikkan larutan zat sejumlah yang tertera pada masing-masing monografi atau larutan  pada tempat penyuntikan zat menggunakan alat penyuntik mikro. Pemisahan komponen-komponen dideteksi dan digambarkan dalam kromatografi. Letakkan kurva pada kromatogram dinyakatakn dalam waktu retensi (waktu dari penyuntikan contoh sampai puncak kurva pada kromatogram) atau volume retensi (waktu retensi x kecepatan alir gas pembawa) yang tetap untuk tiap zat pada kondisi yang tetap. Dasar ini digunakan untuk identifikasi. Dari luas daerah puncak urva atau tinggi puncak kurva, komponen zat dapat ditetapkan secara kwantitatif.
  • Cara kalibrasi
Buat satu seri larutan . Setelah itu, suntikan dengan volume sama tiap larutan ke dalam tempat penyuntikan zat. Gambar garis kalibrasi dari kromatogram, dengan berat zat pada sumbu horizontal, dan tinggi puncak kurva atau luas daerah puncak kurva pada sumbu vertical. Buat larutan zat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Dari kromatogram yang diperoleh dengan kondisi yang sama seperti cara memperoleh garis kalibrasi, ukur luas daerah puncak kurva atau tinggi puncak kurva. Hitung jumlah zat menggunakan garis kalibrasi. Dalam cara kerja ini, semua harus dikerjakan dengan kondisi yang betul-betul tetap.


sumber : http://catatankimia.com/catatan/kromatografi-gas.html
Read More ->>

DNA


DNA


DNA merupakan polimer linier (polinukleotida) yang tersusun dari subunit atau monomer nukleotida. Komponen penyusun nukleotida terdiri dari tiga jenis molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), basa nitrogen, dan gugus fosfat. Basa nitrogen terdiri dari basa purin [adenin (A) dan guanin (G)] dan basa pirimidin [cytosin (C) dan tymin (T)]. Jumlah adenosin sama dengan jumlah timin, sedangkan jumlah guanin sama dengan jumlah sitosin. Monomer nukleotida mempunyai gugus hidroksil pada posisi karbon 3’, gugus fosfat pada posisi karbon 5’ dan basa pada posisi karbon 1’ molekul gula.

Basa purin atau pirimidin yang berikatan dengan gugus gula disebut nukleosida, sedangkan nukleotida merupakan ester dari asam fosfaat dan nukleosida. Nukleotida satu dengan yang lainnya berikatan melalui ikatan fosfodiester antara gugus 5’fosfat dengan gugus 3’hidroksil yang akan menjadi tulang punggung DNA membentuk struktur asam nukleat.


Masing-masing basa purin dan pirimidin dihubungkan oleh ikatan hidrogen. Meskipun ikatan-ikatan hidrogen ini sangat lemah, namun setiap nukleotida mengandung begitu banyak basa sehingga rantai-rantai komplementernya tidak pernah terpisah secara spontan pada kondisi fisiologis. Akan tetapi, jika DNA terkena pengaruh suhu yang mendekati titik didih, maka banyak pasangan DNA yang putus sehingga heliks gandanya terbelah menjadi rantai-rantai komplementernya (denaturasi).


Guanin berikatan dengan Citosin dengan 3 ikatan hidrogen, dan Adenosin berikatan dengan Timin dengan 2 ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen inilah yang mempengaruhi energi yang dibutuhkan untuk denaturasi, sehingga, pada saat desain primer untuk PCR , penentuan melting point dilihat dari komposisi G-C nya.

Referensi:
Brown, D. M., & A.R. Todd, 1952. Nucleoides, Part X Some Observations on Structure and Chemical Behavior of The Nucleic Acids, J. chem. Soc., pt.(1): 52-58.
Chargaff, 1951. Structure and Function of Nucleic Acids As Cell Constituent. Fed.proc., (10): 654-659
Watson, James D., & Crick, F.H.C., 1953. Molecular Structure of Nucleic Acids, Nature, (171): 737-738
GAFFAR,SHABARNI, 2007. BUKU AJAR BIOTEKNOLOGI MOLEKUL, FMIPA UNPAD
Read More ->>

Selasa, 16 Juli 2013

Pengertian Kimia Analis


Pengertian Kimia Analis

Kimia analisis adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari pemisahan, identifikasi senyawa kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif menggunakan metode eksperimen. Analisis kualitatif mempunyai pengertian adanya indikasi dari suatu identitas zat kimia pada sampel. Sedangkan analisis kuantitatif mempunyai pengertian jumlah dari senyawa yang diidentifikasi.

Metode analisis dapat dibedakan menjadi klasik dan instrumental. Metode klasik menggunakan cara pemisahan lama, seperti pengendapan, ekstraksi, destilasi, gravimetri, volumetri dan analisis kualitatif berdasarkan warna, bentuk, bau maupun titik leleh. Pada metode klasik, analisis kuantitatif dapat dilakukan dengan  pengukuran massa atau volume. Sedangkan metode instrumental menggunakan seperangkat alat untuk mengetahui kuantitas fisik, seperti serapan cahaya, fluoresensi, atau konduktivitas.

identifikasi tembaga
Adanya tembaga dapat diketahui dari warna nyala hijau kebiruan

Kimia analisis juga mempunyai fokus pada pengembangan desain eksperimental, kemometrik, dan pembuatan alat-alat ukur yang berguna untuk mengidentifikasi zat-zat kimia. Kimia analisis mempunyai banyak penerapan, di antaranya pada bidang forensik, bioanalisis, analisis klinis, lingkungan dan material.
Read More ->>

Jumat, 12 Juli 2013

Perkiraan Kondisi Dunia Pada Tahun 2030

Perkiraan Kondisi Dunia Pada Tahun 2030

Maaf kawan, mobil terbang tampaknya tidak muncul dalam “Global Trends 2030: Alternative Worlds”, seperti yang dipublikasikan oleh National Intelligence’s Office pada Minggu kemarin.
Sebaliknya, National Intelligence Council memberikan gambaran mengenai sebuah dunia di mana AS tidak lagi memegang peran penting. Individu serta kelompok kecil masyarakat bisa menghadapi melapetaka maya atau serangan teror biologis,
serta makanan dan air bisa menjadi barang langka di beberapa tempat.

Laporan setebal 160 halaman tersebut merupakan sebuah bahan bacaan yang menarik bagi Anda yang berkecimpung dalam bisnis pembuatan skenario film James Bond berikutnya. Sebuah harta karun berupa skenario potensial untuk intrik internasional, belum lagi kejahatan super.

Namun dewan tersebut berusaha keras untuk mengubah hal tersebut. Tujuannya adalah menyediakan sejumlah gagasan bagi para pembuat kebijakan mengenai apa yang harus dilakukan di masa depan guna membantu mereka dalam mengarahkan program ekonomi dan militer yang tepat.

“Kami tidak melakukan penelitian untuk memprediksi masa depan yang akan menjadi hal yang mustahil untuk ditampilkan, namun sebaliknya, menyediakan sebuah kerangka berpikir mengenai kemungkinan yang terjadi di masa depan serta implikasinya,” seperti yang dikatakan dalam laporan tersebut.

Gagasan lainya yang dilaporkan para pemerhati masa depan adalah populasi dunia akan mencapai 8,3 triliun orang, dan makanan serta air menjadi barang langka di sejumlah wilayah, khususnya di wilayah Afrika dan Timur Tengah.

"Perubahan iklim akan memperburuk prospek ketersediaan sumber daya yang penting ini," kata laporan tersebut. "Analisis perubahan iklim menunjukkan bahwa keparahan pola cuaca yang ada akan bertambah buruk, dengan daerah yang basah menjadi semakin basah, dan daerah yang kering dan gersang menjadi lebih parah.”

“Kami tidak sedang menuju ke dalam dunia yang langka sumber daya, tetapi pembuat kebijakan dan mitra sektor swasta mereka harus proaktif untuk menghindari masa depan seperti itu. "

Bagaimana dengan Amerika pada tahun 2030? Laporan tersebut memprediksikan bahwa AS "kemungkinan besar akan tetap menjadi negara kuat di antara negara dengan kekuatan-kekuatan besar lainnya." Namun "dengan bangkitnya negara-negara lain, kekuatan tunggal Amerika berakhir dan Pax Americana — era kekuasaan Amerika dalam politik internasional yang dimulai pada tahun 1945 akan turun dengan cepat."

Demikian juga, "Asia akan melampaui Amerika Utara dan Eropa dikombinasikan dalam hal kekuatan global, berdasarkan pada PDB (Produk Domestik Bruto), ukuran populasi, pengeluaran militer serta investasi teknologi," seperti yang dimuat dalam laporan tersebut.

Hal ini juga menunjukkan bahwa gerakan ekstrem keagamaan mungkin hanya menjadi sejarah pada 2030. Tapi itu tidak berarti bahwa kelompok-kelompok kecil tersebut tidak akan mencoba membuat kekacauan.

"Dengan akses yang lebih luas terhadap teknologi yang mematikan dan berbahaya, orang-orang yang ahli dalam bidang seperti sistem dunia maya bisa saja menjual jasa mereka kepada penawar tertinggi, termasuk teroris yang tidak akan mempedulikan pada banyaknya jumlah korban dan akan membuat gangguan ekonomi dan keuangan secara lebih besar," seperti yang dimuat dalam laporan tersebut.

Empat "tren besar" yang akan membentuk dunia yang seperti yang tertulis dalam laporan tersebut adalah pertumbuhan pemberdayaan personal, difusi kekuasaan, pergeseran besar dalam demografi, serta meningkatnya permintaan untuk makanan, air dan energi.

Laporan tersebut juga melihat potensi munculnya guncangan "angsa hitam" terhadap sistem tersebut. Hal tersebut termasuk, wabah berbahaya, perubahan iklim yang lebih cepat dari perkiraan, runtuhnya Uni Eropa, runtuhnya Cina (atau sistem demokrasinya), dan reformasi Iran yang meninggalkan program senjata nuklirnya. Termasuk konflik dengan menggunakan senjata nuklir, kimia, atau biologi, atau serangan dunia maya dalam skala besar, badai geomagnetik matahari yang dapat melumpuhkan satelit dan jaringan listrik, atau kemunduran AS secara tiba-tiba dari hubungan internasional.

Jadi bagaimana dengan mobil terbang? Laporan tersebut tidak membahas hal itu, namun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa "mobil yang dapat mengemudi sendiri bisa mengatasi kemacetan di daerah perkotaan yang terus memburuk, mengurangi tingkat kecelakaan di jalanan, serta meningkatkan produktivitas perorangan (dengan memberikan kebebasan kepada para pengemudi untuk dapat bekerja dalam perjalanan mereka)."

Dan kisah terbarunya dimuat dalam majalah Wired, blog keamanan nasional juga telah menggarisbawahi bagaimana laporan tersebut melihat pertumbuhan teknologi lainnya, termasuk "manusia super" yang mungkin saja muncul.
Read More ->>

Kamis, 11 Juli 2013

KAPANG DAN KHAMIR

I. KAPANG 


Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Manfaat kapang dalam produksi pangan
Produk
Bahan dasar
Jenis Kapang
Tempe
Kedelai
Rhizopus Oligospora
Rhizopus Oryzae
Oncom merah
Bungkil kacang tanah
Neurospora sitophia
Oncom hitam
Ampas tahu
Rhizopus Oligospora
Rhizopus Oryzae
Kecap
Kedelai
Aspergillus Oryzae
Tauco
Kedelai
Aspergillus Oryzae
Ragi tape
Tepung beras
Rhizopus, Aspergillus, khamir
Keju biru
Susu
Penicililium roqueforti
Keju camembert
Susu
P. camemberti

1. Rhizopus Oligospora









2. Neurospora sitophia

3.Penicililium roqueforti 















4.Aspergillus Oryzae
5.Curvularia sp











II.KHAMIR 



        Khamir (yeast) merupakan jasad renik (mikroorganisme) yang pertama yang digunakan manusia dalam industri pangan. Orang-orang Mesir zaman dahulu telah menggunakan yeast dan proses fermentasi dalam memproduksi minuman beralkohol dan membuat roti pada lebih dari 5000 tahun yang lalu.
            Setelah ditemukannya mikroskop Louis Pasteur pada akhir tahun 1860 menyimpulkan bahwa yeast merupakan mikroba hidup yang bertindak sebagai agen dalam proses fermentasi dan digunakan sejak zaman dahulu untuk menaikan adonan roti. Tidak lama setelah penemuan tersebut, dilakukan upaya untuk mengisolasi yeast secara murni. 
Produk
Yeast spesies
Susu segar, pasteurisasi
Rhodotorula spp., Candida famata, C. diffluens, C. curvata, Kluyveromyces marxianus, Cryptococcus flavus.
Mentega
Rhodotorula rubra, R. glutinis, Candida famata, C. diffluens, C. lipolytica, Cryptococcus laurentii.
Yogurt
Kluyveromyces marxianus, Candida famata,
Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,
Hansenula anomala.
Keju Cottage dan segar
Kluyveromyces marxianus, C. lipolytica, Candida famata
dan Candida yang lain, Debaryomyces hansenii,
Cryptococcus laurentii, Sporobolmyces roseus.
Keju lunak dimatangkan

dengan jamur (mold)
Kluyveromyces marxianus, Candida famata, Candida
lipolytica, Pichia membranafaciens, P. fermentans,
Debaryomyces hansenii, Saccharomyces cerevisiae,
Zigosaccharomyces rouxii.



1.Candida famata










2.Hansenula anomala















3.Cryptococcus laurentii           











4.Candida zeylanoides


















5.Saccharomyces cerevisiae












DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Hadioetomo, R, S., 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Pelczar, M. W., 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi 1. UI Press. Jakarta.
Suriawiria, U., 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Volk, W. A. dan Margareth F. W., 1998. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Zainuddin Ahmad,Riza,(2009), Cemaran Kapang Pada Pakan dan Pengendaliannya,Jurnal Litbang Pertanian, 28(1), 2009 : hal15
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapang diakses pada Sabtu 13 April 2013 08.46WIB
Suhar,rizal, 2012, http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2012/01/klasifikasi-kapang.html diakses pada Sabtu 13 April 2013 08.46WIB
Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.