KADAR AIR
A. PENDAHULUAN
Kadar air
merupakan salah satu sifat fisik dari bahan yang menunjukan banyaknya
air yang terkandung di dalam bahan. Kadar air biasanya dinyatakan dengan
persentase berat air terhadap bahan basah atau dalam gram air untuk
setiap 100 gram bahan yang disebut dengan kadar air basis basah (bb).
Berat bahan kering atau padatan adalah berat bahan setelah mengalami
pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan).
Penyimpanan
bahan pangan atau hasil pertanian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pengolahan, khususnya pengawetan dan pengemasan bahan
pangan. Bila kita berbicara tentang proses pengeringan dan pengemasan
bahan maka akan sangat erat hubungannya dengan kadar air bahan.
Konsep
sederhana tentang kadar air bahan pangan menyatakan bahwa bahan pangan
terdiri dari bahan kering ditambah sejumlah air. Pemikiran yang demikian
memang praktis, akan tetapi pada kenyataannya air yang terkandung di
dalam bahan makanan bisa merupakan bagian seutuhnya dari bahan pangan
itu sendiri. Aira dalam bahan pangan bisa terdapat di antara sel-sel
maupun terdapat di dalam sel. Air bebas terdapat di dalam jaringan,
sedangkan air terikat biasanya di dalam sel. Ada banyak konsep tentang
macam-macam kandungan air yang terdapat di dalam bahan pangan. Secara
konvensional air dibagi tiga jenis yaitu air terikat secara kimia, air
terikat secara fisik dan air bebas.
Pengukuran
kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagai bidang.
Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidang
pertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk diketahui kadar
airnya adalah beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya,
semakin tinggi kadar air beras, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar
air beras dapat berakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin
(racun) yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kadar air juga
perlu diketahui untuk biji-bijian yang lain. Di samping terdapat dalam
bahan makanan secara alamiah, air terdapat bebas di alam dalam berbagai
bentuk. Air bebas ini sangat penting juga dalam pertanian, pencucian dan
sanitasi umum maupun probadi, teknologi pangan dan sebagai air minum.
Air yang digunakan untuk keperluan khusus mungkin harus mengalami
perlakuan terlebih dahulu misalnya sterilisasi, pengurangan kesadahan,
penurunan BOD dan sebagainya.
oleh karena itu
dirasa sangat perlu bagi kita untuk mengetahui apa saja yang
berhubungan dengan kadar air, terutama pada bidang terknologi hasil
pertanian karena akan sangat banyak sekali produk pertanian yang
berhubungan dengan kadar air suatu bahann pangan.
B. TUJUAN
Tujuan Praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengukur kadar air pada beberapa jenis komoditi pangan.
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan yang
digunakan adalah : 1) Beras, 2) Kacang Tanah, 3) Kemiri, 4) Susu Bubuk.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1) Autoclave, 2) Cawan
Aluminium, 3) Desikator, 4) Neraca Analitik
D. CARA KERJA
Cara kerja praktikum ini adalah :
1. Cawan aluminian dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105oC.
2. Kemudian cawan dimasukkan kedalam desikator selama 15 menit sampai dingin.
3. Cawan ditimbang dengan neraca analitik, catat hasilnya.
4. Bahan dihaluskan kamudian ambil 3 gram dan dimasukkan kedalam cawan.
5. Cawan dimasukkan kedalam Oven selama 24 jam.
6. Setelah 24 jam cawan dimasukkan kedalam desikator dan ditimbang, catat hasilnya.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Dari Praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sabagai berikut :
Kel. |
Berat Cawan (g) |
Berat Sampel (g) |
Berat Cawan dan Sampel yang telah kering (g) |
Kadar Air (%) |
BB |
||||
1 (susu) |
||||
Ul 1 |
4,6951 |
3,0080 |
7,5333 |
5,64 |
Ul 2 |
5,3020 |
3,0761 |
8,1307 |
8,08 |
Ul 3 |
20,5116 |
3,0681 |
23,3623 |
7,08 |
2 (kacang tanah) |
||||
Ul 1 |
19,9160 |
3,0538 |
22,8133 |
5,10 |
Ul 2 |
4,8271 |
3,0014 |
7,6796 |
4,96 |
Ul 3 |
3,8918 |
3,0088 |
6,7473 |
5,09 |
3 (kemiri) |
||||
Ul 1 |
24,0667 |
3,0087 |
27,0487 |
0,89 |
Ul 2 |
5,1630 |
3,0601 |
8,1093 |
3,69 |
Ul 3 |
5,2347 |
3,0007 |
8,1530 |
2,74 |
4 (beras) |
||||
Ul 1 |
6,22 |
3,00 |
8,8744 |
11,67 |
Ul 2 |
5,15 |
3,03 |
7,7962 |
12,53 |
Ul 3 |
21,11 |
3,00 |
23,6639 |
14,87 |
Pembahasan
Kadar air
merupakan kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan pangan. Kadar
air dapat diukur dengan dua metode untuk menentukan kadar air, yaitu
basis basah dan basis kering. Metode basis basah digunakan pada komoditi
bahan pangan dengan kandungan air sedikit, sedangkan metode basis
kering digunakan untuk mengukur kadar air pada komoditi bahan pangan
dengan kandungan air yang banyak.
Pengukuran
kadar air bertujuan untuk mengetahui jangka waktu simpa bahan, tekstur,
dan mutu suatu bahan pangan. Oleh karena itu, penentuan kadar air dari
suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses pengolahan maupun
pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Penentuan kadar air
dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode
pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metode kimia, dan
metode khusus (kromatografi, nuclear magnetic resonance / NMR). Pada
praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode pengeringan
dengan oven biasa, metode ini merupakan metode yang cukup sederhana.
Tetapi jika dibandingkan dengan metode destilasi metode oven kurang
akurat dan memerlukan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 24 jam.
Metode oven
didapatkan dari hasil perbandingan antara selisih berat awal dan akhir
dengan berat sampel dikali 100%. Oleh karena itu, pada metode ini kita
melakukan penimbangan terhadap masing – masing cawan dan sampel sebelum
dimasukkan kedalam oven dan juga penimbangan berat akhir setelah
didiamkan dalam oven selama 24 jam. Dalam metode ini kita menggunakan
cawan khusus untuk pengukuran kadar air yaitu cawan aluminium. Untuk
memperoleh hasil yang diharapkan, cawan tersebut setelah dipanaskan
dalam oven dengan suhu 105oC kemudian dimasukkan kedalam desikator, tujuannya agar cawan tersebut dingin tetapi tidak terjadi penyerapan air.
Metode oven
memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi
penguraian karbohidrat, menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air
yang terikat kuat pada bahan yang tidak terhitung. Berat sampel yang
dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan berat konstan,
yaitu berat bahan yang tidak akan berkurang atau tetap setelah
dimasukkan dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan
bahwa air yang terdapat dalam sampel telah menguap dan yang tersisa
hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat dalam sampel,
setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar
air dalam bahan. Berdasarkan pada hasil praktikum dapat diketahui bahwa
bahan yang mengandung kadar air paling tinggi adalah beras yaitu sekitar
13% basis basah. Kemudian disusul dengan susu, kacang tanah dan yang
terakhir adalah kemiri.
F. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar air merupakan kandungan air yang terdapat dalam suatu bahan pangan.
2. Kadar air dapat diukur dengan dua metode untuk menentukan kadar air, yaitu basis basah dan basis kering
3. Pengukuran kadar air bertujuan untuk mengetahui jangka waktu simpa bahan, tekstur, dan mutu suatu bahan pangan
4. Cawan aluminium dipanaskan sebelum digunakan agar berat cawan menjadi konstan
5. Kadar air yang paling tinggi dari semua sampel adalah kadar air beras yaitu sekitar 13% basis basah.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono, Anton, dkk, 1989. Analisis Pangan. Pusbangtepa IPB : Bogor.
Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi
FMIPA UNY
Fardiaz, Srikandi, FG. Winarno, dan Dedi Fardiaz. 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Jakarta : Gramedia
Sudarmadji, Slamet, Suhardi dan Bambang Haryono. 1989. Analisis Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta : Liberti Yogyakarta
Suharto, 1991. Teknologi Pengawetan Pangan. PT. Rineka Cipta: jakarta.
Taib, Gunarif, 1988. Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil
Pertanian. PT. Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.
Winarno, 1984. Kimia Pangan. PT. Gramedia: Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar