Sabtu, 06 Juli 2013

Teori Ikatan Valensi (Valence Bond Theory)

Teori Ikatan Valensi (Valence Bond Theory)


Apa itu teori ikatan valensi??
Menurut teori Heitler-London :
ikatan kovalen dinyatakan bahwa elektron-elektron yang digunakan bersama menempati orbital taom yang saling bertumpangsuh (overlap). Menurut Heitler-London, ikatan terjadi dengan cara tumpangsuh antar orbital atom sehingga elektron terlokalisasi. Agar diperoleh molekul yang stabil, kedua elektron harus mempunyai spin yang berlawanan dengan harga minimum pada kurva energy potensial. Sedang pada spin yang sejajar tidak terbentuk ikatan yang stabil.
Menurut teori Pauling-Slater :
Kekuatan ikatan bergantung pada derajat tumpangsuh orbital yang terlibat dalam pembentukan ikatan. Makin besar derajat tumpangsuh, maka akan semakin kuat ikatannya, sedangkan arah ikatan sesuai dengan kedudukan elektron berada.
Fungsi-fungsi gelombang dari orbital s & orbital p dapat dikombinasikan untuk membentuk orbital atom hibrida.


Bagaimana teori ikatan valensi menjelaskan tentang ikatan pada molekul (ikatan σ dan π)?
Tumpangsuh antara dua orbital –s tidak kuat karena distribusi muatan yang berbentuk bola; pada umumnya ikatan s-s relative lemah. Orbital –p dapat bertumpangsuh dengan orbital –s atau orbital –p lainnya dengan lebih efektif, karena orbita-orbital –p lebih terkonsentrasi pada arah tertentu.
Tumpangsuh antar orbital-orbital dapat menghasilkan ikatan sigma dan ikatan phi. ikatan sigma dapat terbentuk dari tumpangsuh orbital s-s, p-p, dan s-p. Elektron ikatan dalam ikatan sigma terletak di sekitar garis (khayal) yang menghubungkan inti kedua atom. Ikatan phi dihasilkan karena tumpangsuh dua orbital –p yang berdekatan dan sejajar. Kekuatan ikatan sigma lebih besar daripada ikatan phi.
orbital s-s membentuk ikatan sigma

orbital p-p sejajar membentuk ikatan phi
orbital s-p membentuk ikatan sigma
orbital p-p membentuk ikatan sigma
Hibridisasi
Merupakan proses penggabungan orbital atom dengan tingkat energy berbeda menjadi tingkat energy yang relative sama.
Teori ikatan valensi menjelaskan bentuk molekul trigonal bipiramid pada ikatan PF5. Menurut teori VSEPR, PF5 mempunyai bentuk geometri AX5, jadi senyawa tersebut membutuhkan 5 atom untuk berikatan membentuk molekul trigonal bipiramid. Karena atom P mempunyai orbital d kosong maka dapat berhibridisasi membentuk sp3d untuk berikatan membentuk molekul PF5.
·         Manfaat dari Teori Ikatan Valensi adalah :
Ø  Menjelaskan perbedaan ikatan sigma dan ikatan phi
Ø  Menjelaskan bentuk molekul suatu senyawa
Ø  Menjelaskan proses hibridisasi pada suatu atom
Read More ->>

Analisis Sabun

Analisis Sabun

 
Sabun merupakan salah satu produk yang diperoleh dari minyak. Reaksi pembentukan sabun dari minyak dilakukan dengan mereaksikan suatu alkali (dalam percobaan ini digunakan NaOH) dengan minyak. Reaksi ini dikenal dengan reaksi saponifikasim(penyabunan). Disamping sebagai reaksi pembentukan sabun, reaksi ini dapat menunjukkan adanya asam lemak yang berbeda dalam suatu minyak.
Persamaan reaksi penyabunan secara umum sebagai berikut :
Dalam percobaan membuat sabun kali ini, akan dibuat dua buah sabun dengan bahan dasar yang berbeda, yaitu sabun minyak sawit dan sabun minyak kelapa.

Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.
Seberat 10 gram minyak kelapa sawit ditambah dengan asam stearat 1 gram, campuran tersebut dipanaskan sampai asam stearat larut sempurna atau mencair dalam minyak kelapa sawit. Tujuan ditambahkannya asam stearat adalah untuk mengeraskan sabun dan menstabilkan busa. Larutan dipanaskan sampai suhu 70˚C, tetapi sebelum suhu mencapai 70˚C (kurang lebih 68-69˚C) larutan tersebut diangkat dari penangas, hal ini dilakukan agar suhu larutan tidak terus naik. Suhu yang terlalu panas akan mengoksidasi minyak sehingga warnanya kecoklatan. Larutan tersebut didinginkan sampai suhu mencapai 50˚C, kemudian ditambahkan larutan NaOH dan diaduk terus. Pada sabun dari minyak sawit, gumpalan yang dihasilkan banyak. Penambahan Larutan NaOH berfungsi sebagai penetralisir asam karena NaOH bersifat basa. Basa yang digunakan adalah NaOH agar diperoleh sabun yang padat, tetapi jika digunakan basa KOH maka yang diperoleh adalah sabun cair (lunak).  Sabun yang diperoleh dari logam Na atau K dengan asam lemak tinggi pada umumnya mudah larut dalam air panas. Hasil kelarutan ini memberikan larutan koloid yang berwarna putih susu. Sifat kelarutan ini akan berkurang apabila dalam air terdapat ion-ion logam yang mampu menghasilkan reaksi substitusi yang hasilnya adalah berupa endapan garam kalsium, sedangkan supernatannya merupakan cairan yang mempunyai sifat tidak menghasilkan busa pada pengocokan.
2 RCO2Na + Ca2+ à (RCOO)2Ca ↓ + 2 Na+
Setelah itu ditambahkan alcohol 12 gram tetes demi tetes dan gliserin 4 gram. Fungsi dari penambahan alcohol yaitu sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak. Sedangkan gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembap pada kulit. Larutan tersebut terus diaduk sampai berbentuk seperti bubur, barulah kemudian dipanaskan kembali dengan terus diaduk sampai larutan berubah menjadi jernih. Setelah campuran agak dingin, kemudian ditambah dengan minyak zaitun yang fungsinya sebagai pewangi pada sabun, dan selanjutnya dituangkan ke dalam cetakan sebelum campuran memadat. Pada sabun dari minyak sawit, pemadatan sabun memerlukan waktu yang relative singkat. Sabun yang dihasilkan berwarna kuning pekat.

Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
Semua prosedur dalam pembuatan sabun dari minyak kelapa maupun minyak sawit adalah sama, perbedaan hanya terletak pada saat ditambahkan NaOH, gumpalan yang dihasilkan pada sabun minyak kelapa lebih sedikit. Selain itu, untuk menjadi fase padat, sabun dari minyak kelapa memerlukan waktu yang relative lama daripada sabun dari minyak sawit. Warna padatan sabun dari minyak kelapa lebih terang daripada sabun dari minyak sawit.

Sifat emulsi sabun
a.       Minyak kelapa
Pada pengujian emulsi sabun dilakukan dengan melarutkan sabun 0.2 gram dengan aquades 3 mL, larutan tersebut dicampur dengan minyak kelapa sebanyak 5 tetes kemudian dikocok. Pengocokan ini dilakukan agar menghasilkan emulsi. Kemudian didiamkan sampai lapisan air dan minyak terpisah. Setelah lebih dari 15 menit terjadi pemisahan lapisan antara lapisan air dan lapisan minyak. Berarti sabun yang dibuat itu mengalami emulsi yang sempurna. Sabun merupakan bahan surfaktan. Bahan ini dapat mengurangi tegangan permukaan larutan, sehingga dengan adanya proses ini pembentukan busa atau sifat emulsinya akan meningkat. Hal ini disebabkan oleh sifat struktur sabun yang mempunyai dua kutub yaitu kutub yang bersifat hidrofilik dan kutub yang bersifat hidrofobik. Dimana kutub hidrofilik akan menuju ke lapisan air, sedangkan kutub hidrofobik menuju ke lapisan udara. Dengan adanya sifat tersebut, maka cairan dalam air akan membentuk emulsi. Semakin lama waktu pemisahan air dengan minyak, maka emulsi dari sabun akan semakin baik.
Diujikan juga dengan mereaksikan akuades dengan minyak kelapa dan sabun, tetapi sabun yang dipakai bukan sabun dari minyak kelapa melainkan sabun dari minyak sawit. Hasilnya adalah diperlukan waktu lebih dari 15 menit untuk terjadi pemisahan antara air dan minyak. Waktu tersebut dapat menjelaskan emulsi yang dihasilkan adalah sempurna.
Sebagai pembanding dari pengujian emulsi sabun ini yaitu dengan cara mencampur aquades 3 mL dengan 5 tetes minyak kelapa dengan tanpa pemberian sabun pada larutan tersebut dan dikocok kuat- kuat agar bercampur homogen. Setelah didiamkan dan diamati, tarnyata membutuhkan waktu sekitar 30 detik  untuk terjadinya pemisahan antara lapisan air dengan lapisan minyak.


b.      Minyak kelapa sawit
Pengujian emulsi sabun pada sabun minyak sawit dengan minyak sawit dan akuades juga dibutuhkan waktu lebih dari 15 menit untuk terjadi pemisahan antara minyak dan air, hal tersebut menunjukkan emulsi yang dihasilkan adalah sempurna. Sedangkan pada pengujian minyak sawit dengan sabun dari minyak kelapa dan akuades diperlukan waktu yang relative sama untuk menghasilkan pemisahan antara air dan minyak, yaitu lebih dari 15 menit, yang berarti menghasilkan emulsi yang sempurna.
Pada pembandingnya, pengujian emulsi menggunakan minyak kelapa sawit ditambah dengan aquades, waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan antara lapisan air dan lapisan minyak yaitu sekitar 20 detik.
Read More ->>

Jumat, 05 Juli 2013

ANALISA PROTEIN

ANALISA PROTEIN


Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh., karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan baker dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsure-unsur C,H,O dan N yang tidak di miliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsure logam seperti besi dan tembaga. Sebagai zat pembangun protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, pada masa kehamilan droteinlah yang membenuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang di rombak. Fungsi utama protein bagi tubuh ialah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
       Protein dapat juga di gunakan untuk bahan baker apabila keperluan energi tunbuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotic koloid yang dapat menarik cairan dari jaringan ke dalam pembuluh darah. Sifat atmosfer protein yang yapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
     Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan, bertindak sebagai bahan membrane sel, dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin, serta membentuk protwin yang inert seperti rambut dan kuku. Di samping itu protein yang bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai plasma (albumin), membentuk antibody, membentuk komplek dengan molekul lain, serta dapat bertindak sebagai bagian sel yang bergerak. Kekurangan protein dalam waktu lama dapat menggaggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunnkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Siklus protein --> Di dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein di pecah menjadi komponen-komponen yang ebih kecil yaitu adam amino dan atau peptide. Terjadi juga suatu sintesis protein baru untuk mengganti yang lama. Praktis tidak ada sebuah molekul protein pun yang di sintesis untuk di pakai seumur hidup. Semuanya akan di pecah dan di ganti dengan yang baru dengan laju yang berbeda tergantung jenis dan keperluanya dalam tubuh. Waktu yang di perlukan untuk mengganti separuh dari sejumlah kelompok protein tertentu dengan protein baru di sebut half life atau waktu paruh jangka hidup protein

Asam amino --> Bila suatu protein di hidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan di hasilkan campuran asam-asam amino. Sebuah asam amino terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah gugus karboksil, sebuah atom hydrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C yang di kenal sebagai karbon a, serta gugus R merupakan rantai cabang. Semua asam amino berkonfigurasi a dan mempunyai konfigurasi L kecuali glisin yang tidak memupunyai atom C asimetrik. Hanya asam amino L yang merupakan komponen protein. Karena itu penulisan isomer optic jarang dilakukan, dan bila tidak ada tanda apa-apa, maka yang di maksud adalah asam amino L.

Pemurnian protein --> Pemurnian protein merupakan tahap yang harus di lakukan untuk mempelajari sifat dan fugsi protein. Sejumlah besar protein lebih dari seribu, telah berhasil di isolasi dalam bentuk yang murni.
Kini protein yang dapat dipisahkan dari molekul-molekul kecil dengan cara dialysis melalui selaput semi permeable. Molekul-molekul dengan BM lebih besar dari 15.000 tertahan dalam kantung dialysis, sedang molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil dan juga ion-ion akan melewati pori-pori selaput semi permeable tersebut keluar dari kantung dialysis.

Peneraan jumlah protein total --> Peneraan dalam baha makanan umumnya dilakukan beradasrkan peranan empiris, yaitu melalui penentuan kandungan N yang ada dalam bahan. Penentuqan dengan cara langsung atau absolute misalnya dengan pemiashan, pemurnian atau penimbangan protein akan memberikan hasil yang lebih tepat tetapi juga sangat sukar, membutuhkan waktu lama, ketrampilan tinggi dan mahal. Hanya untuk keperluan tertentu, terutama untuk penelitian yang lebih mendasar (nialai gizi protein tertentu, susunan asam amino, aktivitas ensimatis dan lain-lain) maka cara absolute ini perlu di tempuh.

 
Peneraan jumlah protein secara empiris yang umum di lakukan adalah dengan menentukan jumlah N yang di kandung oleh suatu bahan. Cara penentuan ini di kembangkan oleh kjeldahl seorazng ahli ilmu kimia pada tahun 1883. dalam penentuan protein seharusnya hanya nitrogen yang berasal dari protein saja yang di tentukan. Akan tetapi secara teknis hal ini sulit sekali di lakukan dan mengingat jumlah kandungan senyawa lain selain protein dalam bahan biasanya sangat sedikit, maka penentuan jumlah N total ini tetap di lakukan untuk mewakili jumlah protein yang ada. Kadar protein yang di tentukan berdasarkan cara kjeldahl ini dengan demikian serig di sebut kadar protein kasar.

 
Penentuan protein berdasarkan jumlah N menunjukan protein kasar karenqa selain protein juga terikut senyawa N bukan protein misalnya urea, asam nukleat, ammonia, nitrat,nitrit dan lain-lain. Penentuan cara ini yang paling terkenal adalah cara kjeldahl yang dalam perkembanganya terjadi berbagai modifikasi misalnya oleh gunning dan sebagainya. Analisa protein cara kjeldahl pada dasarnya dapat di bagi menjadi tiga tahapan yaitu destruksi, proses destilasi, dan proses titrasi.

Tahap destruksi. --> Pada tahapan ini sample di panaskan dalam asam sulfat pekat sehinggaterjadi destruksi menjadi unsure-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksida menjadi CO, dan CO2 dan H2O. sedangkan nitrogenya akan berubah menjadi (NH4)SO4. asam sulfat yang di pergunakan untuk destruksi di perhitugkan adanya bahan protein, lemak dan karbohidrat. Untuk emndestruksi 1 gr protein di perlukan 9 gr asam sulfat, untuk 1 gr lemak di perlukan 17,8 gr, sedangkan unutk 1 gr karbohidrat perlu asam sulfat yang paling banyk dan memerlukan waktu destruksi cukup lama, maka sebaiknya lemak di hilangkan lebih dahulu sebelum destruksi di lakukan. Asam sulfat yang di gunakan minimum 10 ml (18,4 gr).
Untuk mempercepat proses destruksi sering di tambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 atau CuSO4 dan HgO (20:1). Setiap 1 gr K2SO4 dapat menaikan titik didih 3 oC. suhu destruksi berkisar antara 370-410 oC.
 
Selama destruksi akan terejadi reaksi sebagai berikut :
HgO + H2SO4 --> HgSO4 + H2O
2HgSO4 --> Hg2SO4 + SO2 + 2On
Hg2SO4 + 2Hg2SO4 --> 2Hg2SO4 + 2H2SO4 +SO2
  (CHON) + On + H2SO4 --> CO2 + H2O + (NH4)2SO4
proses destruksi sudah selesai apabila larutan menjnadi jernih atau menjadi tidak berwarna. Agar supaya analisa lebih tepat maka pada tahap destruksi ini dilakukan pula perlakuan blanko yaitu untuk koreksi adanya senyawa N yang berasal dari reagensia yang di gunakan.

Tahap destilas --> Pada tahapdestilasi ammonium sulfat di pecah menjadi ammonia (NH3)dengan penambahan NOH sampai alkalis dan di panaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan maka dapat di tambahkan logam zink (Zn) ammonia yang di bebaskan selanjutnya akan di tangkap oleh larutan asam standar yang dapat di pakai adalah asam klorida atau asam borat 4%. Untuk mengetahiu bahwa asam dalam keadaan berlebihan maka di beri indicator misalnya BCG +MR /PP. destilasi di akhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan di tandai destilat tidak bereaksi basis.

Tahap titrasi --> Apabila penampng destilasi di gunakan asam klorida maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar 0,01 N. akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik dan bila menggunakan indicator PP. selisish jumlah titrasi blanko dan sample merupakan jumlah ekivalen nitrogen. Apabila penampung destilasi di gunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat di ketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indicator (BCG + MR)



Analisa Kuantitatif

1. Metode Kjeldahl
Metode ini merupakan metode yang sederhana untuk penetapan nitrogen total pada asam amino, protein, dan senyawa yang mengandung nitrogen. Sampel didestruksi dengan asam sulfat dan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai sehingga akan menghasilkan amonium sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan kuat, amonia yang terbentuk disuling uap secara kuantitatif ke dalam larutan penyerap dan ditetapkan secara titrasi.
Analisa protein cara Kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu proses destruksi, proses destilasi dan tahap titrasi.
1. Tahap destruksi
Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Untuk mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4 dan HgO (20:1). Gunning menganjurkan menggunakan K2SO4 atau CuSO4. Dengan penambahan katalisator tersebut titk didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Selain katalisator yang telah disebutkan tadi, kadang-kadang juga diberikan Selenium. Selenium dapat mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.
2. Tahap destilasi
Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Agar supaya selama destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink (Zn). Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh asam khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi indikator misalnya BCG + MR atau PP.
3. Tahap titrasi
Apabila penampung destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
%N = × N. NaOH × 14,008 × 100%
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam khlorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda.
%N = × N.HCl × 14,008 × 100 %
Setelah diperoleh %N, selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada persentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan
Read More ->>

Reaksi kimia sederhana

reaksi kimia sederhana

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia.[1] Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir.
Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

[sunting] Persamaan

Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia. Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah (→) yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah ganda (is in equilibrium with), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah, digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang, sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, c dan d) di depannya.[2]
\mathrm{a\ A + b\ B \longrightarrow c\ C + d\ D}
Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan fase transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda panahnya; contohnya penambahan air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga, beberapa produk minor dapat ditempatkan di bawah tanda panah.
Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam peroksikarboksilat
Analisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis kompleks. Analisis dimulai dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia yang dipilih menjadi reagen baru. Tanda panah khusus (⇒) digunakan dalam reaksi retro.[3]

[sunting] Termodinamika

Reaksi kimia dapat ditentukan oleh hukum-hukum termodinamika. Reaksi dapat terjadi dengan sendirinya apabila senyawa tersebut eksergonik atau melepaskan energi. Energi bebas yang dihasilkan reaksi ini terdiri dari 2 besaran termodinamika yaitu entalpi dan entropi]]:[4]
\mathrm{\Delta G = \Delta H - T \cdot \Delta S}
G: energi bebas, H: entalpi, T: suhu, S: entropi, Δ: perbedaan
Reaksi eksotermik terjadi apabila ΔH bernilai negatif dan energi dilepaskan. Contoh reaksi eksotermik adalah presipitasi dan kristalisasi, dimana sebuah padatan terbentuk dari gas atau cairan. Kebalikannya, dalam reaksi endotermik, panas diambil dari lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan entropi sistem. Karena kenaikan entropi berbanding lurus dengan suhunya, maka kebanyakan reaksi endotermik dilakukan pada suhu tinggi. Kebalikannya, kebanyakan reaksi eksotermik dilakukan pada suhu yang rendah. Perubahan temperatur kadang-kadang dapat mengubah arah reaksi, seperti contohnya pada reaksi Boudouard:
\mathrm{CO_2 + C \rightleftharpoons 2\ CO\ ; \quad \Delta H = +172.45\  kJ \cdot mol^{-1}}
Reaksi antara karbon dioksida dan karbon untuk membentuk karbon monoksida ini merupakan reaksi endotermik dengan suhu di atas 800 °C dan menjadi reaksi eksotermik jika suhunya dibawah suhu ini[5]
Reaksi juga dapat diketahui dengan energi dalam yang menyebabkan perubahan pada entropi, volume, dan potensial kimia.[6]
\mathrm{d}U = T\, {d}S - p\, {d}V + \mu\, {d}n \!
U: energi dalam, S: entropi, p: tekanan, μ: potensial kimia, n: jumlah molekul, d: tanda yang artinya perubahan kecil

[sunting] Pengelompokan reaksi kimia

Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali tumpang tindih. Di bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang biasanya digunakan.

[sunting] Empat reaksi dasar

[sunting] Sintesis

Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. Dua reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang hasilnya adalah air.[7]
Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas hidrogen akan membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi:
N2 + 3 H2 → 2 NH3

[sunting] Dekomposisisi

Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.[7][8] Contohnya adalah molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen, dengan persamaan reaksi:
2 H2O → 2 H2 + O2

[sunting] Penggantian tunggal

Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah elemen tunggal menggantikan elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi:
2 Na(s) + 2 HCl(aq) → 2 NaCl(aq) + H2(g)

[sunting] Penggantian ganda

Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa baru yang berbeda.[7] Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru.[8] Rumus umum dari reaksi ini adalah:
AB + CD → AD + CB
Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah timbal(II) nitrat bereaksi dengan kalium iodida untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium nitrat, dengan persamaan reaksi:
Pb(NO3)2 + 2 KI → PbI2 + 2 KNO3
Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam dapur) bereaksi dengan perak nitrat membentuk natrium nitrat dan perak klorida, dengan persamaan reaksi:
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s)

[sunting] Oksidasi dan reduksi

Ilustrasi dari reaksi redoks (reduksi oksidasi)
Dua bagian reaksi redoks
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).[9][10]
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32−(aq) + I2(aq) → S4O62−(aq) + 2 I(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat memperoleh satu atau lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi elektronn elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.[11]
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin[12] atau aluminium. Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.

[sunting] Reaksi asam-basa

Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Disini, asam berperan sebagai donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
\mathrm{HA + B \rightleftharpoons A^- + HB^+}
Reaksi asam basa, HA: asam, B: Basa, A: basa konjugasi, HB+: asam konjugasi
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi.[13] Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang sifatnya netral.
Reaksi asam basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
    • Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-.
    • Definisi Brønsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius
    • Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brønsted-Lowry.

[sunting] Presipitasi

Presipitasi
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan[14] dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.[15]

[sunting] Reaksi dalam kimia organik

Dalam kimia organik, banyak reaksi yang dapat terjadi yang melibatkan ikatan kovalen diantara atom karbon dan heteroatom lainnya seperti oksigen, nitrogen, atau atom-atom halogen lainn
Read More ->>

Kamis, 04 Juli 2013

cara membuat pertamax/ pertamax + sendiri.

cara membuat pertamax/ pertamax + sendiri.




salam jumpa sobat mwb...kali ini ada satu artikel yg menurut aku patut di sebarkan lagi...trutsma bagi yg belum tau.

Methanol adalah salah satu senyawa hidrokarbon dari golongan alkohol (CnH2n+2O) dengan gugus alkil hidroksil (-OH). Alkohol memiliki keisomeran fungsi dengan eter. Rumus umum methanol adalah CH4O atau sering
ditulis CH3-OH.

Metanol atau Spiritus
selama ini masih terbatas
pemanfaatnya padahal
spiritus atau metanol
memiliki kemampuan bakar
(nilai oktan) yang lebih tinggi dibanding bahan bakar
bensin tetapi karena sifat
metanol yang menyerap air dan
menyerap panas sehingga
metanol tidak bisa
diaplikasikan secara lansung pada motor bakari.
Reaksi kimia metanol yang
terbakar di udara dan
membentuk karbon dioksida
dan air adalah sebagai
berikut: 2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Metanol memiliki beberapa
fungsi, diantaranya adalah
dapat menambah nilai oktan
bensin. Untuk motor 2 Tak,
konsumsi bahan bakar diklaim
menjadi lebih hemat sedangkan untuk motor 4 Tak,
tenaga mesin diklaim menjadi
bertambah. Hasilnya mirip2
seperti bensin di Petronas. Cara pemakaian: Tambahkan 10
cc/10 ml methanol (dengan
bantuan jarum suntik yang
kecil) ke dalam tangki bensin
anda yang telah terisi full.
Cairan Methanol ini dapat dibeli dari toko-toko kimia.
Takaran yang diberikan
jangan lebih dari ini.
Setelah dicampur goyang2in
motor sedikit, tunggu berapa
menit biar nyampur. Efek samping: Sejauh ini
belum ditemukan adanya efek
samping jika digunakan pada
konsentrasi rendah. Tetapi
pada konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan korosi. Referensi: Pengalaman dan
rekomendasi dari teman-
teman. Anda boleh mencobanya
tetapi saya tidak menjamin
ini murni 100% tanpa efek
samping. Hanya saja, sejauh ini belum ada complain
tentang ini. Jika di antara teman-teman
sudah ada yang mencoba trik
ini, mohon komentarnya agar
bisa dijadikan rujukan bagi
yang lain. smile
Read More ->>

Rabu, 03 Juli 2013

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)



Pengertian Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

KLT

Peralatan KLT

Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.

Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error.Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.

Faktor Retensi

Faktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Rf KLT
Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.

Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.

Cara Menggunakan KLT

KLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah komponen dalam sampel. Peralatan yang digunakan untuk KLT adalah chamber (wadah untuk proses KLT) , pinset, plat KLT, dan eluen. Inilah langkah-langkah memakai KLT:
  1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan plat selebar 3 cm.
  2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis akhir di bagian atas.
  3. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.
  4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalam chamber dan campurkan.
  5. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base line jangan sampai tercelup oleh ulen. Tutuplah chamber.
  6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan terlihat.
  7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ni.

proses KLT
Read More ->>

Kimia Organik

Kimia Organik

Pengertian Kimia Organik

Kimia organik adalah salah satu bidang ilmu ilmu kimia yang mempelajari struktur, sifat, dan komposisi suatu senyawa. Kimia organik juga sering disebut sebagai kimia karbon, karena unsur yang dipelajari dalam kimia organik adalah unsur yang mengandung karbon, hidrogen, oksigen, biasanya dengan tambahan nitrogen, belerang, dan fosfor. Salah satu contoh senyawa organik adalah TNT (trinitrotoluena) yang digunakan sebagai bahan peledak. TNT tersusun atas atom-atom karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Di bawah ini adalah struktur dua dan tiga dimensi (versi balls and sticks) dari senyawa TNT. Atom hitam adalah karbon, abu-abu adalah hidrogen, merah adalah oksigen, dan biru adalah nitrogen.

trinitrotoluene
trinitrotoluena TNT
Struktur trinitrotoluena
Setiap makhluk hidup tersusun atas senyawa organik. Diambil istilah organik karena dahulu kala banyak senyawa yang disintesis dari makhluk hidup, seperti selulosa, pati, lemak, dll.

Gugus Fungsi dalam Kimia Organik

Salah satu bahasan dalam kimia organik, yang membedakan dengan kimia anorganik adalah adanya sebuah pola yang disebut deret homolog. Setiap senyawa organik mempunyai gugus yang spesifik dimana setiap gugus tersebut berbeda sifat dan reaktivitasnya. Inilah yang disebut gugus fungsional. Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas pada senyawa.

Semua senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional yang sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Berdasarkan gugus fungsi, dapat dibuat klasifikasi senyawa organik yang memudahkan kimia organik untuk dipelajari.

Materi Kimia Organik

Dalam situs ini, materi kimia organik dibagi menjadi beberapa kategori.

Alkana

    1. Reaksi Terhadap Alkana
    2. Sifat Fisik Alkana
    3. Isomer Struktur Alkana
    4. Golongan Alkana

Alkena

    1. Pembuatan Alkena
    2. Isomer E-Z
    3. Isomer Cis-Trans
    4. Tata Nama Alkena
    5. Golongan Alkena

Alkuna

    1. Sifat Fisika dan Kimia Alkuna
    2. Pembuatan Alkuna
    3. Golongan Alkuna

Alkohol

    1. Tata Nama Alkohol
    2. Sifat Fisika dan Kimia Alkohol
    3. Pembuatan Alkohol
    4. Reaksi Terhadap Alkohol
    5. Golongan Alkohol

Eter

    1. Pembuatan Eter
    2. Reaksi Terhadap Eter
    3. Tata Nama Eter
    4. Golongan Eter

Aldehida dan Keton

    1. Reaksi Kondensasi Aldol
    2. Pembuatan Aldehida dan Keton
    3. Reaksi Reduksi-Oksidasi Aldehida dan Keton
    4. Sifat Fisika dan Kimia Aldehida-Keton
    5. Tata Nama Keton
    6. Tata Nama Aldehida
    7. Golongan Aldehida dan Keton

Asam Karboksilat

    1. Spektrum Asam Karboksilat
    2. Turunan Asam Karboksilat
    3. Reaksi Dekarboksilasi
    4. Reaksi Esterifikasi
    5. Pembuatan Asam Karboksilat dalam Industri
    6. Tata Nama Asam Karboksilat
    7. Golongan Asam Karboksilat

Struktur Organik

    1. Resonansi
    2. Pengaruh Hibridisasi terhadap Panjang Ikatan
    3. Rumus Empiris, Molekul dan Struktur Senyawa Organik
    4. Klasifikasi Senyawa Organik
    5. Elektrofil, Nukleofil, dan Radikal Bebas

Reaksi Organik

    1. Peta Reaksi Keton dan Alkohol Sekunder
    2. Reaksi Adisi
    3. Reaksi Eliminasi
    4. Reaksi Substitusi
    5. Perbedaan Mekanisme SN2, SN1, E1 dan E2
    6. Pemecahan Homolitik dan Heterolitik
    7. Reaksi Organik

Polimer

    1. Polimer Buatan (Sintetis)
    2. Polimer Alam
    3. Morfologi Polimer
    4. Transisi Gelas
    5. Sifat Kimia Polimer
    6. Sifat Mekanik Polimer
    7. Klasifikasi Polimer
    8. Polimerisasi Kondensasi
    9. Polimerisasi Adisi
    10. Polimer

Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.